TIENS ONLINE....ANDA MENEMUKAN BISNIS YANG TEPAT DAN LUAR BIASA...GO FREEDOM

Selasa, 08 Juli 2008

SUKSES CARA GURU SD


Guru SD

yang Ditawari

Jadi Kaya

MY Suharmi memeluk Alexander Bramanto dan AB Wijaya dengan perasaan terharu. Kebahagiaan dan rasa bangga jelas tersirat di wajahnya saat memeluk kedua putranya itu. Ketika itu kakak beradik Bramanto dan WiJaya baru saja mendapat penghargaan mobil Mercy Sport C 230 dari Tianshi. sebuah penghargaan bergengsi di bisnis Tianshi.

SAYANGNYA, sang ayah tidak sempat merasakan kebahagiaan itu. Sang ayah telah berpulang, sebelum anak‑anaknya sukses. AB bergabung dengan Tianshi pada Juli 2003 diajak oleh kakaknya, Bram (Alexander Bramanto). " Tanpa proses presentasi dan follow up. Kami hanya bicara by phone saja. Karena, saat itu Pak Bram di Yogyakarta dan saya di Jakarta. Pak Bram hanya bertanya,” Kamu mau kaya nggak ? " dan, “ saya bilang ya," kata AB.

Menurut AB, dirinya percaya saja, apalagi ibunya juga sudah join. " Pak Bram pasti sudah menyelidiki dulu perusahaan Tianshi, karena pada tahun 1992-­1997 pernah menggeluti MLM. Jadi, sudah pasti dia tak akan sembarangan,' kata AB yakin. Ajakan menjadi orang kaya memang sangat menarik bagi AB. Apalagi, saat itu AB sedang kesulitan ekonomi. AB sedang banyak utang dan bosan mengajar di SD. 'Saya baru menjalankan bisnis Tianshi dua bulan setelah bergabung," kata AB.

Kegigihan Bram membuat AB berpikir bahwa bisnis ini pasti besar. Karena AB tahu persis kondisi ekonomi Bram saat itu yang juga tidak terlalu baik. Ketika di Jakarta, Bram memotivasi AB dengan mengajaknya ke upline yang sudah berhasil agar bisa melihat bukti dan mengenal langsung orang yang telah sukses.

Awalnya, motivasi AB hanya sederhana saja yakni ingin tambahan pendapatan Rp. 500.000 per bulan. Motivasi AB terus berkembang karena melihat upline yang menjadi parameter kesuksesan." Saya membangun bisnis ini karena impian untuk membahagiakan orang‑orang yang saya cintai. Saya juga ingin membuktikan kepada orang yang meremehkan saya. Orang‑orang ini yang terus mengejar saya. Jika berhenti, mereka akan menerkam dan tertawa. Setiap saya down, akan terbayang wajah orang‑orang tersebut yang membuat saya termotivasi lagi," kata AB.

Jadi menurut AB, ketika dirinya ngotot mengejar bintang delapan, hanya ingin membuktikan bahwa hidup bisa berubah total, “Kalau dulu saya tinggal di kontrakan kecil, naik motor. Di bintang delapan, saya sudah bisa punya rumah ini dan punya mobil. Seiring berjalannya waktu, saya buktikan bisa dapat reward dan meraih Bronze Lion,” kata AB.

MEDIA EMAIL YAHOO

MEDIA BLOG