Saya Pikir Ini Sindikat Penipuan
Jony adalah anak sulung dari lima bersaudara. Orangtua Jony berwiraswasta dengan membuka toko kelontong. Keluarga ini menjual berbagai jenis barang. Jony sendiri pada tahun 2000 mencoba membuka usaha Warnet. Tetapi hanya bertahan setahun, kemudian Jony menggabungkan usaha tersebut dengan Warnet lain yang sudah besar.
"SAYA merasa nggak mampu usaha sendiri, jadi berbagi saharn dengan orang lain agar marketing dan pelayanan meningkat. Tetapi sampai saat ini, penghasilan yang kami dapat dari Warnet belum bisa menutupi dana investasi yang telah dikeluarkan sebesar Rp. 80 juta, belum break event point (BEP)," kata Jony.
Lalu, pada tahu 2002, kakaknya Jony datang menawarkan bisnis bagus. Jony diminta untuk mendengarkan, siapa tahu cocok. Kebetulan saat itu Jony sedang pusing memikirkan bagaimana cara mengembalikan uang yang Rp. 80 juta. 'Walaupun itu uang dari orangtua, tetapi kan statusnya pinjam, jadi harus dikembalikan,' kata Jony.
Jony di presentasi oleh Hengky di Warnet miliknya.Tetapi, karenaHengky terlalu cepat Jony mengaku tidak mengerti. "Saya hanya melihat semangat Pak Hengky yang waktu itu masih bintang 5. Beliau memperlihatkan bukti‑bukti bahwa bisnis ini bagus. Saya tertarik karena bisnis ini bisa menolong orang," kata Jony. Tetapi disisi lain Jony mengaku masih ragu karena saat itu banyak penipuan melalui bisnis‑bisnis seperti ini. 'Saya nggak tahu apakah ini penipuan atau bukan. Tetapi memang saya masih negatif sekali. Pak Hengky saya anggap sebagai salah satu dari sindikat penipuan," kata Jony.
Walaupun begitu, Jony menganggap bisnis tersebut bagus. Lalu Jony pun mengungkapkan keinginannya untuk memperlajari terlebih dahulu. “Saya minta alamat website Tianshi. Jika perusahaan besar pasti punya website. Saya juga meminjam semua data‑data yang dibawa Pak Hengky. Saya janji keesokan harinya jam 6 pagi sernuanya saya kembalikan," kata Jony.
Jony mempelajari semua Informasi Tianshi satu persatu. "Saya nggak mau kecolongan, jadi cukup melankolis. Apalagi bisnis warnet belum balik modal. Ada buku kesaksian yang menceritakan pengalaman penggunaan produk yang membuat kanker payudara sembuh. Saya tertarik, karena di Pontianak banyak orang terkena kanker atau tumor. Penyakit ini seperti kutukan. Saya ingin mengubah pandangan tersebut," kata Jony.
Jony pun join bintang 2 karena ingin mencoba produknya. “Kalau memang bagus, baru saya jalanin bisnisnya. Tetapi setelah melihat VCD, mulai berpikir, dan rundingan dengan ibu saya. Bu ini bisnis belum ada di daerah kita, bagaimana kalau kita jalankan. lbu hanya mengatakan, kalau memang menurut kami bagus, jalankan saja," kata Jony.
Lalu, Jony meminjam uang Rp. 2 juta dari orangtuanya. Karena saya berpikir, bagaimana mau jualan kalau harus menunggu barang datang dari Bandung. Stokis belum ada, pengiriman barang dari Bandung ke Pontianak butuh waktu lima hari, ini kilat. Kalau nggak kilat butuh waktu 10 hari
Jony akhirnya memesan Hengky, satu jenis produk satu buah. Ternyata total belanja tersebut sudah cukup untuk menjadi bintang 3. Hengky terpaksa menunda pulangnya ke Bandung, sampai produk pesanan Jony sampai ke Pontianaik.” Agar saya tidak kecewa,” kata Jony.
Jony lalu mulai menawari produk kepada prospeknya. Ia ingin mendapatkan bukti di Pontianak. “Kalau hanyas aya buktinya orang nggak akan percaya, karena saya anak pedagang. Setelah yakin produk Tianshi bagus, saya pun yakin bisa mendapatkan reward Tianshi karena sistemnya akumulasi,” Kata Jony.
Keseriusan Jony ditunjukkan dengan sikapnya yang mau belajar. Ia rela datang ke Bandung selama 10 hari untuk mendalami bisnis Tianshi. Jony mengikuti semua perternuan yang ada di Bandung mulai dari OPP sampai pertemuan yang lebih khusus. "Saya kembali ke Pontianak dengan perbekalan dari Bandung," kata Jony. Ketika ada OPP pertama di Pontianak, Jony baru bintang 4 tetapi ia terkejut ternyata dikota tersebut juga sudah bintang 5, Mulyadi. Namun, keberadaan crossline itu semakin menambah semangat Jony untuk bersaing mengembangkan bisnis di Pontianak. Jony terus mengejar peringkat yang dicapai Mulyadi.
Akhirnya pada Januari 2005 keduanya sama‑sama mencapai bintang 8. Tiga bulan kemudian Jony menikah dengan biaya bonus Tianshi yang telah ia kumpulkan. "Kami tidak lagi merepotkan orangtua, menikah di hotel berbintang dengan 2000 undangan," kata Jony.
Sudah banyak yang didapat dari bishis Tianshi. Menikah, mendapat Mercy, dan kernball menjadi orang yang beriman. "Sebelum di Tianshi, sava har gereja dua kali setahun. Saat ini, setiap minggu pasti saya usahakan ke gereja jika tidak ada acara luar kota. Pak Louis mengatakan bisnis ini tidak akan jalan kalau kamu ngak beriman,” kata Jony.
Selain itu, Jony sudah merasakan jalan-jalan keluar negeri. Ia pun merasakan perjalanan road show gratis dari Jakarta – Bali. “ Semua akomodasi ditanggung Tianshi. Ketika bintang 7 saya sudah ke China selama 9 hari bersama rombongan. Saya sudah ke Singapura, Kuala Lumpur (Malaysia), Serawak,” Kata Jony.
Motivasi
Orang tua menjadi motivasi terkuat bagi Jony. Ia ingin cepat sukses agar bisa segera membantu orangtua. Ia ingin membebaskan orangtuanya dari rutinitas membuka toko jam 5 pagi dan menunggu lalu menutupnya pada jam 8 malam. Jony ingin orangtuanya yang usianya sudah lebih dari 60 tahun tidak lagi membuka toko.
“Saya tak ingin orangtua terus bekerja keras karena hidup ini harus dinikmati. Maknya saya ingin cepat-cepat jadi Diamond. Ketika Join Tianshi, saya targetkan dua tahun bintang 8,” kata Jony.
Jony mengungkapkan bahwa waktu itu berjalan cepat.” Kita tidak pernah tahu berapa lama lagi masa hidup orangtua. Jadi, harus cepat sukses, agar mereka bisa menikmati. Jika harus menunggu sampai 10 tahun, apa usia orangtua masih bisa 10 tahun lagi. Kita dikejar waktu,” kata Jony.
Satu lagi keinginan Jony, ingin membangun gereja jika sudah mencapai Gold Lion. “ saya ingin menyumbang anak-anak panti asuhan dan membangun panti asuhan dengan kapasitas besar. Makin benyak bonus harus semakin banyak yang disumbang. Saya juga ingin ke Yurusalem,” kata Jony.